09/03/09

WAJAH SEPAKBOLA KITA

HENDAK KEMANA INDONESIAN SUPER LEAGUE

Hendak kemana Sepakbola Indonesia, atau lebih tepatnya LSI ? pertanyaan itu tiba-tiba mengganggu tidur saya. ya, hendak kemana sebenarnya sepakbola kita ini. tiba-tiba kita mencalonkin diri jadi tuan rumah piala dunia 2018 atau 2022, wow sesuatu yang berani dan menggembirakan. tapi beberapa hari yang lalu ada wacana pembatasan gaji pemain di LSI, sesuatu yang ironi menurut saya. Menurut saya gaji pemain itu adalah stimulus para pemin agar meningkatkan prestasi mereka dan juga memancing pemain-pemain asing berkualitas dari luar untuk memajukan/meningkatkan mutu liga kita sehingga diharapkan terjadinya transfer of knowladge dari para pemain asing tersebut kepada para pemain TIMNAS kita.

Jika saja pembatasan gaji tersebut benar-benar diberlakukan, entahlah mungkin mereka para pembuat kebijakan disana telah cukup puas atau mungkin amat sangat puas dengan pemain asing yang ada di-Indonesia saat ini sehingga mereka "dipaksa" keluar dari negeri ini. Pembatasan gaji pemain asing, yang kalau tidak salah berkisar 700jt-1,5M menjadi 500 jt/musim akan membuat para klub ditinggalkan para pemain asing-nya dan konsekwensi logisnya PENURUNAN kualitas kompetisi. Bukankah para klub tidak lagi memperoleh dana dari APBD ?. kenapa pengeluaran klub yang katanya diarahkan menuju profesional dibatasi ?. Biarkan klub berimprovisasi mencari dana untuk operasinalnya, itu menurut saya. di LSI tidak ada gap yang sangat besar antara klub kaya dan miskin. Perbedaan kwalitas antar klub hanya ditentukan kejelian pelatih dan pengurus dalam menentukan pemain mana yang mereka butuhkan., lain halnya dengan di liga Inggris, Italian, dan Spanyol. Gaji pemain asing di LSI jika dibandingkan dengan liga Inggris amat sangat berbeda. kalau ada wacana pembatasan gaji di liga-liga besar Eropa itu wajar. gaji CR-7 sekitar 2M/minggu jika dicompare dengan pemain asing termahal di LSI ???

Pembatasan gaji pemain asing itu justru akan mematikan sepakbola kita. berapa banyak anak-anak Indonesia menggantungkan hidupnya lewat sepakbola. berapa banyak anak-anak Indonesia yang mempunyai cita-cita jadi pemain bola? jangan hancurkan mimpi mereka. memang wacananya pembatasan gaji pemain asing, tapi tentu saja itu berimbas pada pemail lokal. jangan bicara sepakbola profesinal, jangan bicara kaderisasi, atau regenerasi jika kesejahteraan mereka ANDA batasi.Niat jadi tuan rumah piala dunia sebaiknya dipikirkan lagi, jika tetap seperti ini hanya permalukan ibu pertiwi. Pengiriman temen-temen SAD U-17 ke Uruguay yang telah "mereka" mulai dengan harapan menyamai para pendahulu mereka lewat TIMNAS primavera atau melebihi mereka dan mengibarkan merah putih dalam kompetisi sepakbola tertinggi di dunia merupakan terobosan yang amat luar biasa. apa selanjutnya ? saya harap bukan pembatasan gaji pemain. TIMNAS sepakbola ikut piala dunia merupakan mimpi SELURUH anak bangsa. masih banyak hal yang bisa kita wacanakan ketimbang pembatasan gaji pemain. pembinaan anak usia muda, sistem kompetisi, jadwal kompetisi, pelatihan wasit, mungkin itu sebaiknya yang menjadi fokus kita saat ini.

KEJAR MIMPI WORLD CUP 2018/2022

baca juga : $27 GRATIS
klik iklan dapet uang



Tidak ada komentar: