03/05/09

review UN 2009 - pukimaki

Sial, bayang-bayang masa lalu itu muncul dan berhasil merubah paradigma ku akan indahnya dia,Minggu-minggu yang melelahkan sekaligus memberiku warni hidup ditengah stuck-nansi kehidupan sehari-hari. Semalem aku mimpi bertemu seorang cewek dari masa lalu. Bayang-bayang masa lalu itu seolah menempel dikepalaku memunculkan penyesalan kemana saja aku dulu,sehingga wanita indah itu tak kusadari pernah ada disekitarku. why she's stuck in m head ? Maybe..... Ah sudah kalo ngomungin itu terus kapan mulainya. UN SMU dan SMP dan sederajat sudah dirampungkan, dan hasilnya ???. Jangan terkejut apalagi bangga jika hasilnya mayoritas peserta UN akan lulus, hasil itu pastinya akan memunculkan banyak persepsi dari masyarakat ada yang pro dan kontra. Tapi benarkah UN telah berjalan dengan jujur?,Apakah esensi dari UN tersebut telah dicapai?.....

Berdasarkan pengakuan jujur dan innocent dari para tetangga dan temen yang terlibat dalam UN baik sebagai peserta ataupun pemantau UN tahun ini mebuatku berkesimpulan secara pribadi bahwa UN tahun ini kembali berantakan . Menurut tetangga ku yang kebetulan jadi peserta UN mereka mendapatkan bocoran kunci jawaban baik dari temen ataupun guru mereka pada malam - pagi hari jelang UN mata pelajaran yang bersangkutan setiap harinya. Dari temen yang menjadi pemantau independen di kotaku mereka menemukan banyak kecurangan,seperti ; pengawas yg seolah membiarkan para siswa bekerjasama di ruang ujian, siswa memasuki ruang ujian lebih pagi dari semestinya,dan sebuah ironi bahwa peserta ujian lebih takut pada pemantau independen dibanding pengawas mereka. Saya percaya tidak percaya pada sebuah sekolah pengawas seolah membenci pemantau. .

Menurut saya penyelenggaraan UN harus banyak yang dibenahi, memang tidak sedikit siswa dan sekolah yang jujur tapi yang tidak jujur jauh lebih banyak. Kecurangan-kecurangan tersebut mengusik pikiran saya benarkah kita siap? benarkah standar kelulusan yang setiap tahun ditingkatkan dan konon akan berhenti pada angka 6,00 itu akan bener-benar dapat meningkatkan standar pendidikan kita? bukankah standarisasi itu akan memunculkan kecurangan-kecurangan baru? tidakkah UN itu prematur, saya ingat waktu saya UN SMU para guru meng-edit jawaban kami hingga melampaui min limit kelulusan waktu itu, adakah yang bisa menjamin kecurangan itu tidak akan kembali terjadi? Tulisan ini bukan mencoba menggiring opini kamu,hanya mencoba membagi secuil kecurangan yang saya temui. bukan mencoba mengenaralisasi tapi tolong jangan anggap kecurangan - kecurangan itu menjadi sesuatu yang normatif.... JAYA INDONESIA... selamat hari pendidikan kepada semua komponen pendidikan di-Indonesia negeri tercinta.




Tidak ada komentar: